Baca novel Vol. 1 – Prolog bahasa Indonesia terbaru di Nanoka-na. Novel Aorikei Game Haishinsha (20-sai) Haishin no Kiri Wasure ni Yori Ii Hito Bare Suru bahasa Indonesia selalu update di Nanoka-na. Jangan lupa membaca update novel lainnya ya. Daftar koleksi novel Nanoka-na ada di menu Daftar Novel

JIKA ADA GAMBAR YANG RUSAK ATAU TIDAK TERLOAD SETELAH DI REFRESH, SILAHKAN LAPOR KE [CHATANGO]


Prolog

 

Do-do-do-do-don~ 

 

Bang-bang-bang~

 

Di sebuah ruangan di mana suara tembakan keras bergema dari PC, ada seorang pria yang sedang streaming game bernama [ABEX]*.

 

(TN ENG: ABEX adalah APEX Legend versi penulis, game menembak battle-royale)

 

“Ah, aku mendengar dua langkah kaki dari kanan. Sepertinya kentang gorengnya ada di sini!” (?)

 

Saat pria itu mendengar langkah kaki musuh, dia menambah kegembiraan pada streamingnya, melakukan perosotan untuk berlindung di balik rintangan, dan kemudian menghadapi pemain dari posisi yang menguntungkan.

 

Itu adalah baku tembak 2 lawan 1.

 

Meskipun berada pada posisi yang kurang menguntungkan, pria itu menunjukkan gerakan yang luar biasa sehingga orang mungkin bertanya-tanya apakah dia membutuhkan posisi yang menguntungkan.

 

Setelah menghabisi musuh pertama dengan headshot, dia menari-nari sambil bertukar senjata, dengan terampil menghindari peluru dari musuh di belakang.

 

Merasakan musuh sudah kehabisan amunisi, dia dengan cepat menutup jarak dengan gerakan cepat dan melancarkan serangan terakhir ke lawan terakhir.

 

Segera setelah itu, suara pembunuhan yang menyertainya terdengar, menandakan akhir pertarungan.

 

Keheningan tiba-tiba menyelimuti medan perang yang baru saja ramai beberapa saat yang lalu.

 

“Baiklah, ini dia~” (?)

 

Tidak ada ketegangan dalam suara pria ini.

 

Dengan suara riang, dia mencari item dari musuh yang dikalahkan.

 

“Terima kasih atas donasi barangnya~ Silakan datang lagi!” (?)

 

Dia mulai tea-bagging* atas mayat musuh.

 

(TN ENG: Tea-bagging adalah ketika kau melakukan spam tombol jongkok dan berdiri diatas mayat musuh berulang kali sebagai isyarat untuk mengejek musuhmu)

 

Tidak ada maksud sebenarnya di balik melakukan hal ini; itu hanya isyarat mengejek.

Namun, justru inilah yang membuat streamer “Oni-chan”* ini populer.

 

(TN: Disini “Oni-chan” ya yang artinya iblis, bukan “Onii-chan” sebagai kakak laki-laki)

 

Hanya dengan bertindak seperti ini, channel nya berhasil mencapai 100.000 subscriber.

Saat dia melakukan ejekan seperti biasanya, kolom komentar* dengan 1.500 viewer dibanjiri dengan reaksi.

 

(TN ENG: Bagian komentar pada dasarnya adalah obrolan viewer saat streaming. Aku tak tau mengapa Jepang menyebut obrolan sebagai komentar, tetapi memang begitu)

 

Superchat* (240 yen) : [Pembunuhan yang hebat!]

 

(TN ENG: Superchat adalah saat seseorang berdonasi untuk membuat pesan yang disorot. Raw nya donasi, tapi konteksnya lebih cocok ke Superchat)

 

 

Superchat (1000 yen) : [Bagus!]

Superchat (2000 yen) : [Orang ini terlalu kuat.]

 

 

Selain itu, komentar reguler mulai berdatangan.

 

 

Komentar : [Ini membuat frustrasi. Aku gak peduli siapa dia, seseorang, beri pelajaran pada orang ini!]

Komentar : [Ini benar-benar menjijikkan. Aku gak ngerti gunanya melakukan hal seperti ini. Main normal aja napa]

Komentar : [Aku setuju]

Komentar : [Dia melakukan tea-bagging begitu cepat. Pria ini sudah benar-benar terbiasa dengan hal itu]

Komentar : [Bagus, lanjutkan!]

 

 

Reaksi beragam dari obrolan adalah kejadian sehari-hari.

 

Pria itu tau betul bahwa dia bisa mendapatkan banyak viewer dengan bertindak toxic sehingga dia terus melakukannya.

 

Alhasil, meski menjadi sosok yang paling banyak dikritik dan paling tidak disukai di komunitas ABEX, pria ini telah memperoleh banyak viewer melalui streaming konten yang bahkan melibatkan mereka yang berharap melihatnya dikalahkan.

 

“Kalau begitu, mari kita cepat menang dan mengakhirinya” (?)

 

Bahkan dengan pernyataan berani di tengah game, pria itu tidak pernah benar-benar mati.

 

Setiap kali dia membunuh, dia terus mengejek musuh.

 

Saat kata ‘JUARA’ ditampilkan di layar, dia berbicara dengan bangga.

 

“Yah, sama seperti biasanya ya? Mungkin sebaiknya aku menahan diri sedikit supaya musuh bisa bermain lebih banyak. Oh, dan terima kasih atas donasinya!” (?)

 

 

Komentar : [Jangan membuang uangmu kepada orang seperti ini]

Komentar : [Akan lebih menyenangkan jika kau kalah]

Komentar : [Whoa! Dominasi sepihak]

Komentar : [Akan menyenangkan jika dia tidak mengejek…]

Komentar : [Dia terlalu bagus]

 

 

Membaca banyak komentar, pria itu menyimpulkan.

 

“Itu dia. Seperti disebutkan sebelumnya, kita sudah selesai untuk hari ini. Terima kasih sudah mendengarkannya, semuanya!” (?)

 

 

Komentar : [Kerja bagus!]

Komentar : [Terima kasih untuk kerja kerasmu!]

Komentar : [Kenapa tidak satu ronde lagi!?]

Komentar : [Keluar saja dari game ini]

Komentar : [Whoa, itu menyenangkan]

 

 

Setelah selesai, dia menggerakkan mouse, mematikan bagian komentar, dan mengalihkan PC ke mode tidur, membuat layar menjadi gelap.

 

Karena tindakan rutin yang biasa-biasa saja, pria itu lengah setelah menyelesaikan streamingnya dan melewatkan langkah penting dalam proses tersebut.

 

Langkah untuk benar-benar mengakhiri streaming…

 

Lebih buruk lagi, dia bahkan membuat kesalahan kritis dengan lupa mematikan mikrofonnya…

 

Tentu saja, viewer kini dapat mendengar latar belakangnya.

 

Tidak menyadari situasinya dan berpikir bahwa arusnya telah benar-benar berakhir, tanpa disadari pria itu akan mengungkapkan jati dirinya.

 

“Huh… Aku melakukan sedikit ejekan hari ini… Kuharap para pemain tidak terlalu terganggu dengan hal itu…” (?)

 

Nadanya, suaranya – dia tidak seperti pria yang sedang streaming beberapa saat yang lalu.

 

 

Komentar : [Huh? Apakah suara ini ‘Oni-chan’? Kedengarannya sangat berbeda, bukan?]

Komentar : [Apa ini semacam lelucon?]

Komentar : [Hei! Mikrofonnya nggak mati! Seseorang beritahu dia!]

Komentar : [Gak ngasih tau orang seperti ini]

Komentar : [Ooo, aku menjadi sangat bersemangat…]

 

 

Pikiran mereka yang masih menonton semuanya sama.

 

–Ini mungkin berubah menjadi insiden streaming.

Pria itu, yang tidak menyadari fakta bahwa obrolan sekarang lebih hidup daripada saat bermain sebenarnya, akan menunjukkan sesuatu yang tak bisa diubah.

 

#Tok Tok

 

Suara ketukan lembut menggema dari sisi lain pintu kamar dan segera disusul oleh suara seorang gadis.

 

“Onii-chan, bolehkah aku masuk? Streamingnya sudah berakhir, kan?” (?)

 

“Oh ya. Masuklah” (?)

 

 

Orang yang memasuki ruang permainan pria itu adalah imouto (adik perempuannya) yang membawa nampan berisi makanan.

 

“Oh, kamu membawakanku sesuatu untuk dimakan. Makasih ya!” (Onii-chan)

 

“Menyedihkan. Di sini aku sedang membuat makan malam, dan kamu memprioritaskan game mu. Jika kamu mau melakukan itu, aku tidak akan membuatkanmu makan malam lagi” (Imouto)

 

“M-maaf. Aku akan lebih berhati-hati lain kali. Ahaha…” (Onii-chan)

 

Mikrofon yang digunakan pria ini memiliki kualitas yang cukup tinggi sehingga olok-olok persahabatan antar kakak beradik terdengar jelas oleh viewer.

 

 

Komentar : [Oi oi! Oni-chan punya imouto!?]

Komentar : [Bukankah suaranya imut!?]

Komentar : [Suaranya benar-benar tipeku]

Komentar : [Punya imouto yang memasak untukmu adalah yang terbaik!]

Komentar : [Kasihan imouto, punya kakak yang seperti ini]

Komentar : [Apakah channel ini bernama ‘Oni-chan’ karena imoutonya memanggilnya ‘Onii-chan’?]

Komentar : [Mungkin dia menyukai imouto-nya haha]

 

 

Rasio gender channel pria ini adalah 9:1, dan sebagian besar adalah laki-laki.

 

Dengan diperkenalkannya suara gadis tersebut, kolom komentar menjadi semakin semarak.

 

Seolah-olah sebuah festival telah dimulai.

 

“Kamu terus bilang kamu akan lebih berhati-hati, tapi kamu gak pernah benar-benar berubah. Dan berhentilah melakukan hal-hal aneh dengan teman onlinemu. Aku bisa mendengarnya di kamarku, lho. Mengatakan hal-hal seperti ‘Gorengan kecil~’ atau ‘Baka~’”

 

 

Komentar : [Mendengar imouto-chan mengatakan itu lucu sekali haha]

Komentar : [Dia benar-benar memiliki suara yang bagus]

Komentar : [Oni-chan memainkan game sementara imoutonya melakukan ejekan. Kombinasi sempurna]

Komentar : [Tepat sekali, memang seharusnya begitu]

 

 

Tanpa sepengetahuan kakak beradik itu, komentar terus mengalir.

 

Meskipun adiknya mengetahui kalau kakaknya membuat komentar permainan, dia tidak mengetahui cara kerja channelnya.

 

Memanfaatkan sepenuhnya kurangnya pengetahuan ini, sang kakak kini menghadapi konsekuensi atas tindakannya seiring dengan terungkapnya insiden streaming tersebut.

 

“I-itu hanya imajinasimu, kan? Aku enggak mengatakan hal-hal seperti itu” (Onii-chan)

 

“Hmm. Kamu mengatakan itu meskipun ada naskahnya di sini. Lihat, itu diberi label ‘Daftar Ejekan’” (Imouto)

 

“H-hei, hei! Kamu gak boleh melakukan itu!” (Onii-chan)

 

“Berhentilah membuat alasan, onii-chan” (Imouto)

 

Si adik itu meletakkan makanannya di atas meja, mengambil naskah yang ditempel dengan selotip transparan, dan menatap tajam ke arah kakaknya.

 

Apa yang seharusnya menjadi olok-olok ringan antara keduanya telah berubah menjadi insiden streaming yang dapat didengar secara online.

 

 

Komentar : [Eh? Kau bercanda kan? Apakah ‘Oni-chan’ benar-benar membuat naskah hanya untuk mengejek orang?]

Komentar : [Sangat teliti LOL]

Komentar : [Dia mencoba yang terbaik untuk menghibur kita dengan caranya sendiri, ya?]

Komentar : [Ngomong-ngomong, imouto-chan terlalu manis]

Komentar : [Dia seharusnya bertukar tempat dengan imoutonya!]

Komentar : [Mulai sekarang, giliran imoutonya!]

Komentar : [Kau gak dibutuhkan lagi. Imoutomu sudah cukup]

 

 

Saat informasi di balik layar terungkap, kolom komentar terus ramai dengan kemeriahan sementara perbincangan antar kakak beradik terus berlanjut.

 

“Meskipun aku benar-benar senang karena kamu menghasilkan uang untukku, onii-chan, gak bisakah kamu melakukannya dengan cara yang lebih normal? Kepribadianmu bahkan enggak seperti itu” (Imouto)

 

“Y-Yah… Maksudku, jumlah viewernya meningkat saat aku bertingkah seperti itu dan jika aku tiba-tiba mengubah gaya streamingku sekarang, aku mungkin kehilangan viewer-san yang bisa mempengaruhi pendapatan kita” (Onii-chan)

 

“Tapi gak semua orang berhenti nonton, kan? Lagipula, aku sudah punya pekerjaan paruh waktu, jadi aku akan baik-baik saja” (Imouto)

 

“Benar, semuanya mungkin baik-baik saja sekarang, tapi apakah kita mampu menyekolahkanmu ke universitas atau tidak mungkin bergantung pada ini” (Onii-chan)

 

“B-bukannya aku ingin masuk universitas atau apa pun…” (Imouto)

 

“Tentu, kamu bohong. Jangan terlalu khawatir tentang hal itu. Sejujurnya, terlepas dari kontennya, aku menikmati streamingnya, dan aku mendapat banyak komentar” (Onii-chan)

 

Ini adalah percakapan yang memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan pribadi mereka.

 

Melalui pertukaran ini, alasan mengapa Oni-chan terus bertindak toxic menjadi jelas.

 

 

Komentar : [Seriusan nih, ini mulai berbahaya. Informasi pribadi akan keluar]

Komentar : [Tunggu, mungkin orang ini sebenarnya orang yang baik?]

Komentar : [Dia menggunakan bahasa yang sopan bahkan ketika membicarakan komentar kita, haha]

Komentar : [Dia bahkan memanggil kita viewer -san]

Komentar : [Onii-chan yang cukup baik, bukan?]

Komentar : [Itulah yang kupikirkan]

 

 

Pemirsa secara bertahap menyadari jati diri Oni-chan.

 

Saat ini, tidak ada yang menyerang Oni-chan.

 

Komentar-komentar tersebut pun kompak memujinya sebagai ‘kakak yang baik’ atau ‘orang baik’.

 

“… Aku mengerti” (Imouto)

 

“Un, un” (Onii-chan)

 

“Bagaimana kalau lain kali kita pergi makan bersama? Aku akan mentraktir onii-chan pekerja kerasku” (Imouto)

 

“Oh! Kalau begitu, aku akan dengan senang hati menerima tawaran itu” (Onii-chan)

 

“Kamu ada waktu luang di hari Sabtu, kan?” (Imouto)

 

“Ya, itu satu-satunya hari dimana aku gak ada kerjaan paruh waktu” (Onii-chan)

 

“Kalau begitu, bagaimana kalau kita berangkat Sabtu malam? Aku punya pekerjaan sampai sore, jadi aku akan bebas setelah itu” (Imouto)

 

“Baiklah. Makasih banyak ya” (Onii-chan)

 

Percakapan mengalir dengan lancar.

 

Saat percakapan berlanjut, citra oni-chan perlahan membaik di mata pemirsa.

 

 

Komentar : [Berdasarkan percakapan ini, mungkin oni-chan gak punya orang tua…]

Komentar : [Menafkahi keluarganya dengan enam hari kerja sambil streaming. Itu sungguh mengesankan]

Komentar : [Demi menyekolahkan adiknya ke universitas, tidak kurang]

Komentar : [Jika adiknya akan melanjutkan ke universitas berikutnya, itu berarti dia sekitar siswa SMA. Oni-chan pasti masih sangat muda ya?]

Komentar : [Aku gak bisa melihatnya dengan cara yang sama mulai sekarang]

Komentar : [Tunggu, apakah Oni-chan hanya bertindak toxic Cuma bisnis? lol]

 

 

Di tengah komentar yang berspekulasi tentang situasi keluarganya, adiknya menyinggung topik tertentu.

 

“Nee, onii-chan. Ada sesuatu yang membuatku penasaran sejak aku masuk ke kamarmu” (Imouto)

 

“Apa itu?” (Onii-chan)

 

“Ponselmu bergetar tanpa henti sejak beberapa waktu lalu. Apa kamu dapat banyak notifikasi?” (Imouto)

 

“Oh ya. Kurasa orang-orang mengirimkan masukan ke Twitto setelah streamingnya berakhir” (Onii-chan)

 

 

(TN ENG: Twitter versi penulis. Oh tunggu, sekarang namanya ‘X’ kan? Haha itu sangat bodoh. Bayangin aja kalo penulis menggunakan ‘Y’ untuk versinya)

 

 

“Apa ini pernah bergetar sebanyak ini sebelumnya?” (Imouto)

 

“Ya, setelah kamu menyebutkannya…” (Onii-chan)

 

Perkataan si adik menjadi pemicu terungkapnya kejadian streaming tersebut.

 

Ketika pria itu mengangkat teleponnya, bilah notifikasi dipenuhi dengan pesan.

 

 

Twitto Post : [Lupa mematikan mikrofon!]

Twitto Post : [Mikrofon masih nyala!]

Twitto Post : [Bukankah ini insiden streaming?]

Twitto Post : [Kami bisa mendengar percakapan dengan imouto mu]

 

 

–Dan banyak lagi.

 

“…” (Onii-chan)

 

“U-Um, onii-chan? Apa ada yang salah? Wajahmu terlihat sangat pucat” (Imouto)

 

“Tidak, bukan apa-apa. Sungguh. Um, jadi, tentang itu? Aku perlu melakukan beberapa pengeditan, jadi aku akan berada di ruangan lebih lama. Makasih makanannya ya” (Onii-chan)

 

“Oke. Yah, aku ada sekolah besok, jadi aku akan tidur lebih awal. Kamu juga harus segera istirahat, onii-chan” (Imouto)

 

“Ya… Selamat malam” (Onii-chan)

 

“Selamat malam, onii-chan” (Imouto)

 

Dengan kata-kata perpisahan itu, pintu ditutup dengan *clang*.

 

Setelah memastikan suara langkah kaki adiknya yang semakin memudar, pria tersebut membuka kunci PC-nya dari mode tidur.

 

Lalu, sekali lagi, dia memunculkan bagian komentar.

 

“Um, baiklah, bagaimana mengatakannya… aku minta ma–tidak, tunggu, maksudku, uhh… tidakkah kalian para idiot menyadari bahwa apa yang baru saja terjadi adalah bagian dari akting?” (Onii-chan)

 

Sudah terlambat untuk mencoba menutupinya.

 

Semuanya sudah terungkap.

 

 

Komentar : [Bagaimana mungkin lmao]

Komentar : [Kau benar-benar berpindah persneling dengan cukup cepat]

Komentar : [Apa kau berbisik agar tidak mengganggu imoutomu haha]

Komentar : [Kau sangat buruk dalam menutupinya… Suaramu sangat berbeda]

Komentar : [GG karena dianggap sebagai pria yang baik]

Komentar : [Selamat malam, onii-chan!]

Komentar : [Menantikan bagaimana kau akan melakukan streaming di lain waktu!]

 

 

Komentar mengalir seperti air terjun.

“Um, baiklah, aku gak akan memaafkan siapa pun yang menyebarkan ini. Serius, berjanjilah padaku. Oke? Makasih” (Onii-chan)

 

Meninggalkan kata-kata itu, pria itu mematikan PC seolah-olah melarikan diri.

 

Meskipun dia memperingatkan mereka untuk tidak menyebarkannya, tidak ada viewer yang akan menepati janjinya.

 

Lagi pula, tidak ada alasan untuk menurutinya.

 

Pada hari itu, kata ‘Insiden Streaming’ menjadi trending di Twitto.

 

Klipnya diunggah secara alami.

 

Itu juga ditampilkan di situs web ringkasan dengan judul seperti “Streamer Toxic Mempersiapkan Naskah Untuk Channel nya LOL” beredar.

 

Pada hari itu, Oni-chan menjadi topik diskusi hangat sehingga semakin terekspos.

 

Kesalahpahaman telah diatasi.

 

Kesan pemirsa meningkat.

 

Dengan kejadian ini, jumlah subscriber channel tersebut meningkat sebanyak 40.000, sehingga mencapai total 150.000 subscriber.

 

 

TL Note ENG

 

Makasih sudah baca!

 

Lmao, aku suka bagaimana dia langsung masuk ke mode damage control setelah mengetahuinya.

 

Kau tau, aku bertanya pada diri sendiri apakah tea-bagging dianggap toxic. Tapi kemudian aku teringat jika melakukan ping ke seseorang dengan LoL berulang kali itu toxic, mungkin ini juga toxic.

 

Dan enggak, aku gak main Apex, jadi silakan koreksi aku jika ada yang salah.

 

Bagaimanapun, ini serial santai baru untuk kalian. Ini pertama kalinya aku menerjemahkan novel ringan, dan aku gak akan merilisnya per chapter karena setiap chapternya panjang. Aku akan membagi chapternya menjadi beberapa bagian saja.

 

tags: baca novel Vol. 1 – Prolog, light novel Vol. 1 – Prolog, baca Vol. 1 – Prolog online, Vol. 1 – Prolog bab, Vol. 1 – Prolog chapter, Vol. 1 – Prolog high quality, Vol. 1 – Prolog novel scan, ,

Comment